Ahsana Nadya | Special Moment

Saiful Bahri
5 Min Read

Ahsana Nadya Dinafa

Ahsana Nadya Dinafa, lahir di Kuningan, 14 Desember 2007. Anak pertama dari 2 bersaudara. “Kakak” panggilan keluarganya. Ayahnya bekerja di Bawaslu dan anggota KPU dan ibunya fokus menjadi ibu rumah tangga serta sering menemani ayah Nadya bekerja.

Karena anak pertama dan perempuan, lalu keluarga memutuskan untuk memasukkan Nadya ke pesantren, pasti sebuah keputusan yang cukup berat. Di awal-awal Nadya di pesantren, bunda Nadya selalu bertanya kabar kakak, minta foto dan video kakak sedang apa, seperti orang tua pada umumnya yang baru memasukkan anaknya ke pesantren.

Di awal-awal pun, Nadya merasakan sedih, kangen rumah, kangen bunda, kangen adek, hingga menangis menyendiri di kamar. Alhamdulillah, ada miss-miss dan teman-teman yang menemani dan memberi motivasi yang menenangkan.

Ternyata, ketika saya kulik, tidak ada paksaan untuk Nadya mau pesantren atau tidak. Ketika sudah di Jagat ‘Arsy pun, saat ada program tahfidz takhosus, Nadya mau ikut tanpa ada paksaan dari bundanya. Hanya ditanya oleh bunda, mau ikut atau tidak, Nadya langsung mengiyakan. Alhamdulillah, ketika peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. 1442 H/2020, Nadya menjuarai 1 lomba MTQ. Bunda  tentunya sangat bangga.

Saat SD, Nadya sering mengikuti lomba tahfidz. Menang atau pun tidak, Nadya tetap mengikuti lomba tahfidz selanjutnya yang diadakan. Nadya pernah bercerita, saat SD pernah tidak menjuarai lomba tahfidz. Tapi, dia tidak menyerah untuk mengikuti lomba tahfidz lainnya. Pun saat mengikuti lomba MTQ kemarin di Jagat ‘Arsy, Nadya tidak memikirkan menang atau kalahnya. Ternyata itulah yang diajarkan bunda kepada kakak. Tidak ada tuntutan untuk menang. Yang penting mau ikut dulu, tanpa ada paksaan.

Nadya sangat pendiam. Tidak akan bertanya ke miss-missnya jika tidak hal yang mendesak. Jadi kami yang harus banyak bertanya. Tapi, lama-kelamaan, tidak ditanya duluan pun, Nadya tidak canggung untuk menyapa dan mengajak berbicara.

Ini sudah menjadi tahun ketiga Nadya di Jagat ‘Arsy. Tentunya sudah banyak sekali perubahan sebelum dan sesudah Nadya masuk pesantren. Dari segi kemandirian, akhlak, kerapian, termasuk kesadaran tentang kebersihan lingkungan. Hal itu dipengaruhi oleh kegiatan asrama, bimbingan guru asrama dan guru sekolah, teman-teman, roommate, dan kedewasaan yang sering muncul karena berbagai masalah yang dihadapi kakak.

One day, ketika saya, kak Dien, dan Nadya sedang berbincang, Nadya curhat dengan kak Dien, member GPS nya, jika dia sudah sedikit mengalami peningkatan soal kebersihan kamar. Semester yang lalu, kak Dien dan Nadya satu kamar, Kak Dien cukup ketat dan cerewet soal kebersihan dan kerapian kamar. Nadya pun sering pula kena cerewetan dari kak Dien. Karena kak Dien member tertua dikamar tersebut, kamar 209, maka kak Dien yang paling sering membagi tugas piket di weekend dan mengatur member lainnya.

Semester 1 kelas 8, Nadya berpisah kamar dengan kak Dien, member roommatenya pun berubah semua. Ada Asha, teman sekelasnya, Hayfa, adik kelasnya, dan kak Marisa, kakak kelasnya. Karena semua membernya SMP dan belum pernah satu kamar sebelumnya, usia beda satu tahun pun rasanya seperti satu angkatan. Karena itulah, belum adanya muncul inisiatif soal kebersihan dan kerapihan dari member kamarnya, kamar 215. Pengalaman Nadya dengan member roommate sebelumnya, membuat Nadya memiliki inisiatif untuk membersihkan kamar mandi. Jika sebelumnya menunggu perintah dari kak Dien, kali ini Nadya melakukannya tanpa perintah dari siapapun. Saat kami berbincang pun, dengan bangganya Nadya menceritakan hal itu kepada kak Dien. 

 “Kak Dien, aku sekarang ngebersihin kamar mandi sendiri, loh. Kak Dien harus bangga sama aku.”, cerita Nadya kepada kak Dien.

Inisiatif ini tentunya sangat menginspirasi roommatenya, terutama santri baru, yaitu Hayfa, kelas 7. 

Di kamar, Nadya termasuk anak yang rapi dengan barang-barangnya. Nadya tidak membiarkan barang-barangnya tercecer di lantai atau di kasur. Barang-barang pribadi tertata rapi di dalam lemari. Isi drawer juga barang-barang tersusun dengan rapi. Tiap berangkat ke sekolah, Nadya selalu meninggalkan kasur dan lemari dengan rapih, sprei, selimut, bantal, dan guling tertata dengan rapi.

Tidak terasa, sekarang Nadya sudah kelas 9 semester akhir. Beberapa bulan lagi, Nadya akan masuk SMA pilihan sendiri. Guru-guru yakin sekali, Nadya pasti bisa beradaptasi dengan baik di sekolah baru nanti. Sama seperti Nadya ketika masuk ke Jagat ‘Arsy.

Doa terbaik dari yang terbaik untuk kakak Nadya. Semoga di SMA nanti, kakak lebih baik dalam segala hal. Aamiin. Senantiasa Istiqomah dalam mengamalkan amaliyah ya kak, menjaga wudhu dimanapun kakak berada, mempertahankan sholat awal waktu dan menjalankan sholat-sholat sunnah yang sudah diamalkan di pesantren.

 

Follow:
Teacher
Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to content