Blog Post

Facebook
WhatsApp
Print

Obrolan tentang pesantren seperti apa yang seharusnya menjadi pilihan orang tua ternyata tidak jauh berbeda dengan obrolan pilih baju apa untuk menghadiri undangan bulan depan. Persamaanya adalah mencari mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dengan mempertimbangkan kebutuhan. 

Dan obrolan ini juga seringkali menjadi tema yang seru bagi para orang tua santri di Pesantren Jagat `Arsy dan rasanya juga terjadi di pesantren maupun boarding school lainnya.

Sebagai salah satu pesantren terbaik di kota Tangerang Selatan, Pesantren Jagat `Arsy mencoba menghadirkan menu pendidikan yang sesuai dengan tuntunan dan perkembangan zaman, sebisa mungkin semua aspek pembelajaran didekatkan dengan kenyataan dalam kehidupan. 

Sungguh pesantren bukanlah akuarium yang memanjakan ikan bertumbuh menjadi cantik dan enak dipandang tapi tidak tahan dengan ekosistem sungai maupun laut yang menjadi habitat asli mereka, namun sebaliknya. 

Pesantren adalah miniatur kehidupan, yang akan santri hadapi dalam masyarakat mereka juga hadapi dalam dunia pesantren, sehingga tidak hanya soft skill yang perlu diasah namun juga hard skill yang harus dilatih. 

Salah satunya adalah hard skill untuk tetap bisa leading dan eksis di era perkembangan teknologi yang serba cepat yaitu memanfaatkan sosial media. Sebisa mungkin santri dan guru memberikan kontribusi positif dan tidak cukup hanya konsumtif dalam menggunakan media sosial.

Sebagai pesantren terbaik di kota Tangerang Selatan, tidak heran jika kegiatan pembelajaran maupun laporan guru-guru di lingkungan Pesantren Jagat `Arsy dihadirkan dalam bentuk konten digital dan wajib dikenalkan di dunia maya. 

Program ini meskipun keren dan sesuai dengan kebutuhan  bukan berarti berjalan tanpa tantangan, banyak dinamika yang muncul dari berbagai pihak, baik santri, orang tua santri maupun guru itu sendiri. 

Salah satunya adalah guru yang harus meluaskan zona nyaman dengan menambah skill digital karena konten yang dibuat tidak untuk dinikmati sendiri tapi juga untuk khalayak ramai. Bersyukur mayoritas guru adalah bagian dari generasi Z sehingga terbiasa dengan segala dinamika hiruk pikuk dan juga jedag jedug dunia perkontenan. 

Meminjam istilah Paul Scholz, guru dalam merespon kebijakan ini guru dikondisikan untuk menjadi seorang climber, yaitu seorang dengan pribadi yang bersemangat untuk mendaki mencapai puncak, yang bisa menemukan titik baik dari segala sesuatu dan seorang yang senang bertumbuh menjadi lebih baik. 

Berbeda dengan quitter yang menurutnya segala sesuatu adalah impossible, ataupun champer yang cukup puasa dengan yang dicapai saat ini meskipun sebenarnya bisa mendapatkan yang lebih baik lagi. Seorang climber antusias dengan tantangan  baru yang harus ditaklukannya.  

Dalam ikhtiar menjadi pesantren terbaik di kota Tangerang Selatan yang berproses menjadi pesantren terbaik di wilayah jabodetabek dan juga nusantara, pesantren Jagat `Arsy mengharuskan pembelajaran terintegrasi dengan pemaksimalan teknologi. 

Mulai dengan ujian yang tidak lagi menggunakan kertas, penilaian santri berorientasi pada produk, perform  dan proyek yang disebarluaskan melalui sosial media, live tiktok ngobrol bareng santri, podcast youtube dan juga liputan kegiatan secara live, pembuatan video perkelas, dan juga kelas digital content creator pada jenjang SMA juga pembuatan akun sosmed sesuai dengan kekhasan tertentu. 

Santri zaman ini sebenarnya adalah digital native yang tanpa pelatihan serius pun mereka sangat lihai dan cepat menguasai device teknologi, dan rasanya seperti mengkhianati kodrat, jika kemampuan yang telah dimiliki oleh mayoritas santri ini tidak garap dengan maksimal. 

Tidak semua guru dan orang tua setuju dengan penggunaan gadget berlebih pada  anak-anak, karena internet dengan segala aspek, isi serta kelebihan dan kekurangannya layaknya rimba raya yang tidak hanya hanya menyimpan potensi namun juga banyak mara bahaya yang mengintai. 

Dalam mengantisipasi hal tersebut, sebagai pesantren terbaik, pesantren Jagat `Arsy telah menyiapkan beberapa piranti pencegahan, diantaranya adalah pembatasan penggunaan gadget untuk kebutuhan individu hanya satu minggu sekali pada hari Sabtu atau Minggu. 

Sedangkan untuk penggunaan gadget yang berhubungan dengan pelajaran berlaku syarat dan ketentuan, seperti hanya dipakai pada jam pelajaran tersebut, mengakses sesuai dengan kebutuhan dan arahan guru dan dipakai diluar jam amaliyah. Seakan telah menjadi kesepakatan bersama, 15 menit sebelum jam ibadah amaliyah santri telah bersiap menuju masjid dan meninggalkan aktivitas yang sedang dilakukannya, sepenting apapun itu. 

Hal ini mungkin tampak sederhana, tapi inilah yang akan menjadi bekal para santri kelak ketika telah berdinamika dalam kehidupan manusia dewasa. Sebagai Pesantren terbaik Pesantren Jagat`Arsy menekankan bahwa tujuan manusia apapun aktivitasnya minimal sekali harus berorientasi pada tiga hal. Pertama mendekatkan diri kepada Alloh, menunjang bakti seorang anak kepada orang tua, menjadi pribadi yang bermanfaat buat umat dan masyarakat. 

Lalu, masihkah ada  pesantren yang  lebih baik dari Jagat `Arsy? 

Tentu, tidak ada.

Alloh berkahi kita, semuanya, segalanya, selamanya. 

 

(ch. Umam)

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2022 IT Team JAGAT ARSY
Saiful Bahri | All rights reserved.

Pesantren Digital

Copyright © 2022 IT Team JAGAT ARSY
Saiful Bahri | All rights reserved.
Skip to content