Tema tentang ini awalnya B aja bagi saya, sampai akhirnya, di semester ini saya mengajar beberapa kelas dengan materi desain cita-cita. Karena materi ini didesain sesuai dengan kebutuhan, menanyakan apa yang ingin dipelajari santri menjadi hal wajib bagi saya, sama wajibnya dengan membuat kontrak belajar di awal pertemuan. Dan ternyata tema ini menempati klasmen tingga dibanding dengan materi yang lainnya.
Sebagai bagian dari pengelola pesantren, saya merasa porsi kegiatan untuk melatih tingkat percaya diri anak-anak sudah sedemikian terbuka dengan lebarnya, baik itu kegiatan yang rata-rata ada di setiap pesantren, maupun kekhasan yang hanya ada di pesantren Jagat `Arsy yang sekaligus menjadi bentuk ikhtiar untuk terus bertumbuh menjadi pesantren terbaik di Tangerang Selatan khususnya dan juga di Jabodetabek bahkan di seluruh nusantara.
Kegiatan seperti muhadhoroh mingguan, pembagian jadwal memimpin pembacaan quran serta hadist setiap selesai sholat dzuhur dan ashar, kegiatan presentasi di kelas, tampil menjadi imam sholat maupun khotaman, kesempatan menjadi petugas upacara dan juga pembagian jadwal adzan, iqomah serta pembacaan sholawat bani hasyim adalah beberapa contoh aktivitas yang umum dilakukan di pesantren-pesantren yang diharapkan dapat memantik rasa percaya diri santri muncul dan berkembang.
Salah satu momen khusus ke-khas-an Pesantren Jagat `Arsy, yang tidak banyak dimiliki oleh pesantren terbaik maupun boarding school terbaik lainnya adalah kesempatan untuk menyusun kegiatan sesuai dengan keinginan dan kecenderungan santri, meskipun tetap ada do & don’t yang menjadi koridor pelaksanaannya, dan kegiatan ini biasa dikenal dengan istilah satnight yang merupakan kepanjangan dari saturday night.
Yaitu kegiatan malam mingguan santri yang dikemas dengan sangat menyenangkan dengan tujuan menjadi ajang hiburan serta refreshing santri yang dipunggawai oleh Jagat `Arsy student cabinet aka JASCA atau yang dikenal dengan istilah OSIS pada sekolah umum, dan juga OPPM pada beberapa pondok modern.
Kegiatan satnight biasanya bercorak pada kegiatan musik, bazaar, mini konser, nonton bareng, drama dan kegiatan yang menampilkan kebolehan serta kreativitas santri lainnya. Karena dikelola secara mandiri oleh santri, maka kekhasan setiap periode kepengurusan berbeda-beda, meskipun ada juga yang mencoba melibatkan partisipasi santri di setiap kelasnya dengan membagi penanggung jawab pada setiap kelas untuk pengelolaan maupun pengisi acaranya.
Percaya diri adalah satu sikap positif yang harus terus dipupuk, karena sikap ini tumbuh sesuai dengan tingkat usia pertumbuhan seseorang. Rasa percaya diri untuk anak TK dan SD tentu berbeda dengan rasa percaya diri pada usia SMP dan SMA. Berdasarkan cerita para santri, sebagian dari mereka lebih PD saat dulu waktu kecil dibanding masa sekarang.
Rasa percaya diri pun muncul dalam momen yang berbeda-beda. Mulai dari PD saat berkenalan dengan orang baru, PD menyampaikan pendapat pada kegiatan diskusi, PD ketika presentasi materi pelajaran, sampai pada PD ketika menampilkan kreativitas yang sifatnya kesenian.
Meskipun berasal dari keluarga yang sama, bersekolah pada lembaga yang sama, tingkat PD seorang anak bisa jadi berbeda. Setidaknya terdapat dua faktor yang mempengaruhi tingkat PD seorang anak, yaitu faktor internal dan juga eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar.
Menurut pengakuan beberapa santri faktor eksternal memiliki peran penting, utamanya faktor respon audience atau penonton yang menikmati ketika mereka sedang menampilkan sesuatu. Beberapa respon yang dianggap mengganggu dan membuat down adalah ditertawakan, diteriaki yang bernada mencemooh dan juga diapresiasi secara berlebihan.
Namun seberapa tidak menyenangkannya faktor eksternal, jika faktor internal telah kuat beberapa anak akan mampu menghadapinya. Sebagian besar mereka menyatakan cuek aja ketika ada yang ngetawain, apalagi yang menertawakan belum tentu bisa dan berani maju seperti yang mereka lakukan.
Dalam perjalanan hidup seorang manusia mustahil jika semua hal mudah, ada ketidakmudahan yang harus dihadapi. Dan ketidak mudahan ini yang sejatinya akan memudahkan hal-hal lain setelahnya. Percaya Diri menghadapi setiap tantangan adalah salah satu skill yang harus tetap diajarkan kepada anak-anak.
Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak-anak untuk beraktivitas, untuk menghadapi setiap tantangan yang dihadapi adalah ikhtiar untuk terus menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri anak. Kemampuan serta pengalaman yang dimilikinya akan menjadi portofolio yang akan meningkatkan rasa percaya diri.
Alloh berkahi kita, semuanya, segalanya, selamanya.
Ch. Umami