Bismillahirrahmanirrahim
Pesantren merupakan laboratorium kehidupan sehingga dinamika yang dihadapi santri tidak hanya dalam hal akademik namun juga lainnya, seperti pertemanan, kemandirian, kedewasaan emosi, kesiapan menerima perbedaan, manajemen waktu, manajemen finansial dan juga manajemen rasa rindu akan keluarga serta segala kemudahan yang biasa diterimanya di rumah.
Faktanya dinamika ini tidak hanya terjadi pada santri namun juga orang tua dan keluarga santri. Dinamika santri selama di pesantren acapkali membuat beberapa orang tua tidak siap dan bahkan ada yang merespon dengan kurang positif, sehingga terkadang membawa dampak yang kurang harmonis dalam hubungan santri maupun orang tua dengan pesantren. Apalagi jika dinamika yang muncul tidak dikomunikasikan secara terbuka oleh orang tua. Tiada angin tiada hujan tiba-tiba orang tua mengajukan permohonan untuk pindah.
Fenomena pindah santri dapat terjadi dimanapun, baik di sekolah umum maupun di pesantren. Dan meskipun termasuk dalam jajaran pesantren terbaik hal ini juga terjadi di Pesantren Jagat `Arsy dengan penyebab yang macam-macam. Dari berbagai faktor perpindahan yang muncul bisa disimpulkan semuanya berawal dari keluhan santri yang diasumsikan merupakan bentuk ketidaksiapan mental menghadapi ketidaknyamanan.
Pesantren Jagat `Arsy sebagai pesantren terbaik, acap kali melakukan kegiatan refleksi untuk mengulik kecenderungan komplain yang muncul pada santri utamanya santri tahun pertama. Hal ini memang membuat kecewa namun dalam waktu yang sama juga hal yang perlu disyukuri, pasalnya kecenderungan komplain ini tidak hanya muncul di kalangan santri saja tapi juga anak seusia mereka yang tidak berpesantren dengan latar belakang yang sama, yaitu keluarga yang mapan secara ekonomi dan cenderung menyediakan semua kebutuhan anak tanpa ada kesepakatan-kesepakatan dalam pola pengasuhan mereka.
Seakan menjadi kesepakatan bersama, bahwa beberapa anak-anak dari dengan latar belakang keluarga yang serba ada dan serba mudah ini merespon segala sesuatu dengan komplain, pertanyaan dan seakan hanya kekurangan yang tampak dalam pandangan mereka. Kecenderungan komplain ini memang tidak nyaman, namun jika dilihat dengan menggunakan kacamata positif, hal ini bisa menjadi bekal dan awal yang baik untuk menumbuhkan jiwa kritis dan teliti terhadap sesuatu, tentu saja dengan catatan perlu banyak pendampingan, pembinaan serta latihan yang benar dan waktu yang cukup.
Dalam hubungannya dengan ketahanan menghadapi dinamika di pesantren dan keinginan pindah, orang tua memiliki peran yang cukup signifikan untuk bisa meredam hal ini dan menghandle situasi jika hal ini terjadi pada santri. Dibawah ini beberapa tips bagi orang tua jika menemukan cerita anak santri yang tidak menyenangkan tentang pesantren.
Pertama KOPI, yaitu sikap husnudzon dan positif thinking.
Selayaknya manusia dewasa yang ingin didengarkan pendapatnya, orang tua juga wajib melakukan ini ketika anak-anak sedang nge-reog, komplain dan mengadu tentang ketidaknyamanan yang dirasakan namun orang tua wajib menggunakan cara pandang husnudzon dan juga positif thinking, sehingga bisa tetap rasional dan proporsional dalam menyikapi apa yang diceritakan oleh anak yang sedang membutuhkan perhatian.
Kedua klarifikasi kepada pihak yang berhubungan
Jika mendapatkan cerita ketidaknyaman dari santri selayaknya orang tua mengkomunikasikan kepada pihak pesantren, tentu saja bukan untuk menyalahkan pihak pesantren namun untuk meminta penilaian guru yang mendampingi putra-putri kita di pesantren. Karena tak jarang anak tampak tenang ketika di pesantren namun berbalik 360 derajat ketika sedang di rumah.
Usut punya usut ternyata perubahan sikap ini sebagai wasilah untuk bisa bermanja-manja dan menarik perhatian orang tua bukan karena mereka tidak kuat dan tidak sanggung menghadapi dinamika yang muncul, tapi penasaran bagaimana dengan respon orang tuanya ketika dia menceritakan problem yang dialaminya.
Di Pesantren Jagat `Arsy partner paling tepat untuk orang tua sharing tentang perkembangan anak adalah melalui GPS atau guru pendamping santri. Program GPS adalah bukti komitmen Pesantren Jagat `Arsy sebagai pesantren terbaik untuk memastikan setiap santri didampingi oleh guru secara maksimal mengingat satu GPS hanya akan menghandle maksimal lima santri.
Ketiga, kuatkan dan apresiasi
Dalam setiap perjalanan kehidupannya anak-anak berkembang dan bertumbuh secara bersamaan, jika pertumbuhan hanya pada dimensi fisik dan terlihat programnya, maka perkembangan sebaliknya, terjadi pada dimensi non fisik dan cenderung tidak tampak, anehnya beberapa orang tua justru khawatir ketika anak-anak sedang berkembang.
Pertumbuhan fisik seperti rambut, gigi, tinggi badan, mulai bisa berjalan setelah sebelumnya merangkak, mulai bisa melompat dan seterusnya menjadi tanda-tanda pertumbuhan pada anak yang membahagiakan orang tua. Namun tidak banyak orang tua yang siap dengan tanda-tanda perkembangan anak seperti mulai menyampaikan keinginan yang kadang bertentangan dengan orang pendapat orang tua.
Komplain serta kesan yang kurang menyenangkan yang disampaikan oleh santri adalah bagian dari tanda-tanda perkembangannya. Jika orang tua mengiyakan semua komplain santri dan mengiyakan keinginan santri untuk pindah sama dengan menghambat perkembangan santri tersebut. Dua hal yang perlu dilakukan ketika santri dalam fase ini adalah menguatkan dan mengapresiasi.
Menguatkan santri dapat dilakukan dengan memberikan alternatif-alternatif yang bisa menjadi referensi pilihan sikap santri. Menguatkan juga bisa dengan menceritakan kisah-kisah perjuangan para ulama, tokoh-tokoh terkenal maupun kisah perjuangan orangtua sendiri. Kisah-kisah inspiratif ini akan mampu menjadi amunisi bagi santri ketika tiba waktunya berdinamika.
Sedangkan apresiasi diberikan sebagai bentuk terima kasih karena mereka telah mempercayai kita dengan menceritakan masalahnya kepada kita orang tuanya. Anak memang memiliki keinginan dan dinamikanya sendiri, namun di usianya yang SMP dan SMA pengambilan keputusan besar tetaplah berada pada tangan orang tua.
Alloh berkahi semuanya, segalanya, selamanya. Amiin.Duta Kranji, 21 Januari 2024