Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah sebentar lagi bulan Juli tiba yang berarti tahun ajaran baru pun mulai. Sepertinya disaat pertengahan tahun yang menjadi awal tahun bagi lembaga pendidikan formal seperti ini menyisakan persiapan baik dari sisi orang tua, guru dan juga siswa sebagai objek utama pendidikan maupun pengelola lembaga pendidikan.
Pesantren Jagat `Arsy sebagai salah satu lembaga pendidikan terbaik yang berkomitmen menjadi pesantren terbaik di Tangerang Selatan memiliki banyak catatan dan aktivitas yang perlu dilakukan untuk menyambut tahun pelajaran 2023/2024 ini. Tidak hanya terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran dan pendidikan secara langsung seperti jadwal pelajaran namun juga hal yang tidak berhubungan secara langsung seperti kesiapan santri dengan aktivitas di pesantren, utamanya santri baru.
Hal-hal terkait santri baru menjadi catatan penting bagi pesantren dan juga sekolah boarding terbaik, mengingat santri akan beraktivitas penuh selama 24 jam tanpa campur tangan langsung orang tua, yang dalam hal ini jelas berbeda dengan pola keseharian sebelumnya, sebelum menjadi santri. Dalam perjalanannya setiap santri memiliki dinamika yang berbeda dalam beradaptasi yang kami sebut dengan masa transisi. Ada banyak santri yang mengalami masa transisi dengan mudah, ada juga yang membutuhkan banyak perjuangan. Uniknya masa transisi ini tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Lucunya masa transisi juga dialami oleh orang tua.
Normalnya, santri baru mengalami masa transisi di awal tahun pelajaran, namun ada juga yang awalnya enjoy baru kemudian merasakan dinamika dan perjuangannya setelah sekian bulan. Ada yang membutuhkan waktu transisi satu bulan saja, ada yang tiga bulan namun ada juga sampai satu tahun bahkan setelahnya.
Meskipun normalnya masa adaptasi berlangsung selama 3-6 bulan, tentu saja dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, diantaranya adalah husnudzon dan positif thinking dalam merespon setiap dinamika yang muncul baik itu oleh orang tua maupun santri sendiri.
Untuk memudahkan proses adaptasi di masa transisi santri dan orang tua santri bisa mempersiapkannya selama di rumah jauh-jauh hari sebelumnya.
Pesantren Jagat `Arsy sebagai salah satu pesantren terbaik di Tangerang Selatan yang selalu berikhtiar bisa sejajar dengan pesantren dan sekolah boarding terbaik di Tangerang Selatan lainnya menyediakan program adaptasi yang biasa dikenal dengan pesantren weekend, dimana calon santri bisa ikut mondok hanya pada waktu week end, harapannya calon santri mendapatkan gambaran sekaligus mencicipi kehidupan berpesantren secara langsung.
Selain mengikuti pesantren weekend, persiapan lain bisa dilakukan secara mandiri oleh santri dan juga orang tua. Karena aktivitas di pesantren terbagi dalam dua kategori besar, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan diri sendiri dan juga berhubungan dengan orang lain, meskipun keduanya merupakan kesatuan yang tidak seharusnya dipisah-pisahkan. Aktivitas yang berkaitan dengan diri sendiri adalah hal-hal yang berhubungan dengan dirinya sendiri yang tidak bersinggungan langsung dengan santri yang lainnya. Seperti kemampuan mengatur pakaian di dalam lemari, kemampuan mengatur waktu dalam aktivitas keseharian, keberanian mengutarakan suasana hati, kemampuan mengucapkan maaf, tolong dan terima kasih yang sesuai dengan situasi kondisi dan hal sejenis lainnya.
Adapun hal-hal yang berhubungan dengan orang lain adalah keseharian yang berhubungan secara langsung dengan orang lain.
Seperti kepekaan menjalankan piket kamar dan juga piket asrama, memilih kata bagaimana jika ingin berkomentar dengan orang lain, meminjam barang orang lain sampai dengan kapan waktu yang tepat ketika ingin menceritakan kondisi sesama santri. Karena aktivitasnya yang mencakup semua lini, maka sangat wajar jika gaya adaptasi santri dalam melalui masa transisi menjadi sangat berbeda-beda.
Sependek pengalaman saya sepuluh tahun membersamai santri baru di pesantren terbaik seperti Pesantren Jagat `Arsy, dan enam tahun menemani siswa baru di sekolah boarding terbaik di jabodetabek setidaknya terdapat lima skill penting yang perlu ditanamkan oleh orang tua dan dibiasakan dari rumah agar nanti bisa enjoy dalam menikmati masa adaptasi di pesantren maupun di boarding school.
Pertama kebiasaan mengucapkan tolong, maaf dan terima kasih sesuai dengan situasi dan kondisi. Skill mengistiqomahkan three magic word ini menjadi penting karena santri akan selalu dihadapkan pada situasi dimana dia wajib berkomunikasi verbal dengan orang lain, baik itu sesama santri baru, kakak kelas, guru, karyawan pesantren dan juga tamu. Three magic word terbukti ampuh untuk membuat obrolan tetap santun dan tidak terjerumus dalam penggunaan nada tinggi dalam berkomunikasi
Kedua kemandirian dalam hal basic life skill seperti menyapu, mengepel, membersihkan kamar mandi, mencuci piring, sikat gigi sehari minimal dua kali, mandi hingga bersih, keramas tanpa menunggu rambut bau, potong kuku, merapikan kembali barang yang sudah dipakai dan aktivitas lain terkait kebersihan baik diri maupun lingkungan. Karena hal-hal sederhana ini dalam beberapa kasus menjadi pemicu perselisihan antar santri.
Ketiga disiplin beribadah dan amaliyah. Pesantren dimanapun dengan kekhasan apapun memiliki intensitas amaliyah ibadah yang lebih tinggi dibanding dengan kebiasaan di rumah. Jenis sholat wajib dan jumlah rakaatnya mungkin sama, tapi di pesantren diberlakukan absensi dan konsekuensi, selain sholatnya harus berjamaah di masjid ataupun di aula. Jika di rumah sholat cukup gelar sajadah di kamar, jika di pesantren harus ada usaha dulu ke masjid, apalagi kehadiran di masjid harus sebelum adzan, tentunya akan lebih mudah jika hal-hal ini telah dibiasakan lebih di dahulu selama di rumah.
Keempat, mengurangi mengeluh dan komplain. Salah satu problem yang menurut saya agak berat adalah mental anak yang mudah sekali mengeluh. Tantangan yang diberikan dihadapi dengan keluhan pun hal-hal baik yang tidak sesuai dengan keinginannya diterima dengan keluhan. Tidak hanya urusan pertemanan namun juga yang berhubungan dengan guru dan orang tua diterima dengan mengeluh. Sikap mental satu ini berhubungan erat dengan pola parenting dan komunikasi orang tua selama di rumah.
Dua tips yang bisa dijadikan terapi untuk mengurangi mengeluh adalah dengan mencari sisi positif dari segala sesuatu dan membandingkan dengan sesuatu atau keadaan yang lebih tidak menyenangkan dari yang dihadapi. Tips ini cukup menantang untuk dilakukan, meskipun berat dan waktu berhasilnya lama akan lebih baik jika tidak melakukan apa-apa.
Kelima, teguh dan tidak mudah terpengaruh. Anak-anak usia SMP dan SMA berada pada satu fase dimana dia memiliki kecenderungan ingin mencoba hal baru dan keinginan untuk diterima di usia sebayanya, tak heran jika kasus salah pergaulan muncul dalam fase-fase ini. Di pesantren input santri sangat beragam, berasal dari pola komunikasi orang tua yang berbeda selain juga kebudayaan yang tidak sama. Dalam interaksinya anak-anak akan menemukan banyak dinamika yang mungkin tampak tidak baik yang jika dia tidak teguh akan membuatnya mudah terpengaruh, satu yang pasti dalam pergaulan dunia pengaruh buruk lebih mudah merasuk dibandingkan dengan pengaruh baik.
Sejatinya mendidik adalah proses panjang yang ujung perjuangannya mungkin tidak terlihat, mengingat setiap fase kehidupan memiliki tantangan yang tidak sama. Yang jelas kehidupan di pesantren adalah ikhtiar untuk membuat anak-anak seimbang antara dunia dan akhirat. Jika dia harus tertakdir berbelok ke hal-hal yang kurang positif dia tahu kemana dia harus kembali pulang.
Pesantren Jagat `Arsy sebagai pesantren terbaik di Tangerang Selatan berkomitmen memberikan pelayanan pendidikan yang memberdayakan, yang sebisa mungkin mendekatkan proses pembelajaran dan pendidikan dengan realitas kehidupan, membekali para santri menjadi putra-putri berbakti, berproses menjadi generasi agama dan negara yang soleh, sehat, sukses dan kaya raya serta berperan terhadap peradaban dunia.
Alloh berkahi kita semuanya, segalanya, selamanya.