Kelas kompleks dan modern yang menuliskan cerita tersendiri dalam sebagian kecil periode hidupku
03 Desember 2019. Ini adalah hari ketiga peserta Overseas Program 3 Negara Pesantren Peradaban Dunia Jagat ‘Arsy berada di Singapura. Kunjungan yang singkat memang, namun pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan inshaAllah akan lama umurnya.
Setelah cukup istirahat di hari pertama datang di Singapura, wisata ruhani di hari kedua dan diantara waktu yang terlewati adalah makanan bagi jiwa dan raga. Kegiatan amaliyah yang tidak ditinggalkan dan ibadah di Masjid Sulthan memberikan ketenangan dan mendekatkan diri dengan Sang Pencipta dengan cara yang selalu diamalkan di rumah tercinta yaitu Jagat ‘Arsy.
Negara Singapura adalah negara tetangga Indonesia yang jaraknya hanya kurang lebih 1,5 jam perjalanan udara dari Jakarta. Namun karakteristik dua negara berbeda dengan ciri khas yang melekat pada kondisi geografis, ekonomi dan tipikal masyaratnya. Singapura adalah negara kecil yang maju dan kuat kondisi perekonomiannya serta unggul sistem pendidikannya.
Kemajuan Singapura yang terlihat jelas secara fisik adalah infrastruktur kota dan sistem trasnportasi negaranya. Selama berada di Singapura, santri dan pendamping dari Jagat ‘Arsy merekam setiap detail perjalanan terutama moda transportasi dan sistemnya. Kita tidak akan menemukan kesulitan menjangkau suatu tempat atau daerah selama kita memperhatikan dan mengambil rute yang benar maupun rute tercepat.
odernitas Singapura juga tercermin pada kebiasaan masyarakatnya yang cepat dan dinamis. Peserta dan pendamping program overseas menyaksikan kebiasaan masyarakat Singapura yang sangat teratur. Mereka mendapatkan kesempatan untuk berbaur dengan masyarakat lokal karena mereka memakai transportasi umum selama di Singapura. Di kereta, di bus, di mall dan stasiun atau di tempat pemberhentian bus mereka bisa bertemu dengan masyarakat Singapura.
Kompleksitas masyarakat perpaduan Malay, Chinese, dan Indian juga menjadi daya tarik tersendiri. Masyarakat yang berbeda memberikan warna terhadap bahasa dan dunia kuliner di Singapura. Bahasa resmi di Singapura ada 4 yaitu Bahasa Inggris, Melayu, Tamil dan Mandarin. Pun keanekaragaman kuliner didominasi oleh tiga ras tersebut di atas.
Tidak sulit bagi anak-anak dan pendamping menemukan makanan yang sesuai selera. Kalaupun ada kesulitan pastilah disebabkan oleh banyaknya pilihan. Sehari terakhir, peserta program overseas ini memanfaakan waktu semaksimal mungkin untuk menjelajah maupun berbelanja untuk keluarga tercinta yang menunggu di rumah.
Jelajah terakhir di Singapura diakhiri sore hari karena mereka harus bersiap menuju bandara internasional Changi untuk penerbangan ke Bangkok, Thailand.
Singapura memberikan kenangan sekaligus pelajaran berharga bagi tiap-tiap peserta dan guru pendamping. Sampai bertemu kembali di waktu kemudian, Singapura.
_indri