Desain cita-cita

Ch Umam
6 Min Read

Dalam sebuah kesempatan rapat kerja guru, Abah Jagat, founder sekaligus pengasuh salah satu pesantren terbaik di Tangerang Selatan, pernah menyampaikan bahwa tidak merencanakan sesuatu sama dengan merencanakan kegagalan, dan saya mengamini itu.

 

Dawuh beliau tersebut adalah salah satu yang menjadi dasar diluncurkannya program DCC atau desain cita-cita untuk santri Pesantren Jagat `Arsy. Selain  sebagai ikhtiar menjadi Pesantren terbaik di Indonesia Selatan program ini memberi bekal kepada santri untuk bisa merencanakan masa depan yang mereka idam-idamkan, termasuk memilih kampus terbaik dan juga profesi impian yang sesuai dengan passion masing-masing santri.

 

Kami menyadari bahwa program ini sangatlah penting dan dapat membantu mengarahkan santri memandang masa depan dengan lebih positif dan bahagia, meskipun tidak banyak sekolah ataupun yang mempunyai program ini, bahkan boarding school terbaik sekalipun belum tentu memiliki program ini.

 

Kami mendapatkan ide tentang program ini, ketika  mengikuti perkuliahan Guardian Angel bersama tokoh pendidikan Indonesia yang sekaligus  pakar multiple intelijen di Indonesia almarhum baba Munif  Chatib pada tahun 2018.

 

Pada kesempatan tersebut kami mendapatkan banyak pelajaran berharga serta ide-ide menarik dari pengalaman beliau selama ini menjadi konsultan pendidikan di beberapa sekolah dan  Pesantren terbaik maupun Boarding School terbaik di seluruh Indonesia.

 

Dalam tataran teknis, program desain cita-cita di pesantren Jagat `Arsy diwujudkan sebagai salah satu mata pelajaran yang bisa dinikmati oleh santri SMP maupun SMA, namun demikian, secara materi masing-masing jenjang pendidikan memiliki spesifikasi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan.

 

Jika desain cita-cita pada level SMA bertujuan untuk membekali santri tentang pilihan profesi dan kampus serta jurusan terbaik setelah lulus SMA, maka untuk SMP desain cita-cita diarahkan untuk membentuk karakter remaja usia SMP yang positif dan produktif.

 

Materi dan tema-tema pada kelas desain cita-cita disesuaikan dengan kebutuhan, yakni bagaimana anak-anak bisa enjoy menjalani hidup pada zaman dengan perkembangan teknologi yang seakan tiada henti. Diantaranya adalah materi tentang problem solving, penguasaan teknologi juga tidak ketinggalan materi-materi soft skill lainnya, seperti kemampuan untuk berpikir positif, manajemen waktu, komunikasi, kolaborasi dan yang lainnya.

 

Program desain cita-cita adalah salah satu ikhtiar untuk membersamai santri bertumbuh menjadi generasi agama dan negara yang soleh, sehat, sukses, kaya raya sekaligus pribadi yang jujur, santun dan mandiri. Sekaligus ikhtiar berproses dan bertumbuh menjadi Pesantren terbaik tidak hanya di Jabodetabek bahkan di Indonesia.

 

Jika awalnya desain cita-cita hanya ada pada kelas akhir yaitu kelas dua belas dan terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan untuk masuk ke Universitas maka pada tahun 2021 desain cita-cita diluaskan mulai dari kelas 10 untuk SMA dan kelas 7 untuk SMP.

 

Hal yang menarik dari program ini adalah klasifikasi kebutuhan santri untuk bisa sukses di masa depan. Mulai dari membuat planning hidup atau mendesain cita-cita, do`a untuk hidup sampai usia berapa, sampai kebutuhan teknis menyiapkan Universitas serta pilihan menjalani kehidupan sebagai mahasiswa nantinya.

 

Pada level awal kelas 10 santri diharapkan telah memiliki planning besar kehidupan masa depannya. Sedangkan di level kelas 11 santri diharapkan telah memiliki gambaran universitas yang ingin diraih termasuk strategi menaklukkannya dan juga bagaimana menjalani kehidupan sebagai mahasiswa. Pada kelas 12 santri sudah mantap dan sudah yakin jurusan mana yang akan diambil kampus mana yang akan diambil peserta dengan profesi impiannya motivasi yang mendasari pilihan-pilihan tersebut serta gambaran teknis menjadi seorang mahasiswa.

 

Dengan adanya desain cita-cita sebisa mungkin, seminimal mungkin membatasi santri dari kegagalan profesi maupun kegagalan jurusan, banyak contoh yang sering ditemui seseorang berkarir atau berprofesi yang tidak sesuai dengan jurusan pendidikan yang diambil.

 

Dalam menentukan jurusan kampus dan profesi, biasanya digunakan dua pendekatan yaitu pendekatan hulu dan hilir. Pendekatan hilir dimulai dari profesi ideal atau gambaran masa depan ideal yang diciptakan oleh anak-anak kemudian kita telusuri kampus apa jurusan mana yang sesuai dengan profesi yang diidealkan tersebut.

 

Sedangkan pada pendekatan hulu, dengan terlebih dahulu memperhatikan potensi santri dengan menggunakan tes STIFIn yang dikombinasikan dengan minat dan kecenderungan santri.

 

Tidak lupa ketika menentukan jurusan atau profesi, para santri di arahkan untuk berdiskusi dengan keluarga, untuk mengakomodir jika ada  harapan tertentu dari keluarga, yang selanjutnya maka akan di follow up yang  disesuaikan dengan potensi yang mereka miliki.

 

Satu yang tidak kalah penting,  dalam hal desain cita-cita adalah motivasi, baik motivasi internal maupun motivasi eksternal.  Dan salah satu motivasi yang kami tekankan betul-betul kepada santri adalah motivasi untuk menjadi seseorang yang bermanfaat untuk umat seseorang yang tidak hanya berprofesi untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk orang banyak karena kami yakin bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk yang lainnya.

 

Allah berkahi kita semuanya segalanya selamanya.

By coach Umami. 

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to content