Suatu hari, saya melontarkan pertanyaan receh kepada santri sebagai apersepsi dalam pembelajaran sekaligus prolog liburan pesantren yang hampir tiba “Apa bedanya ujian sekolah dengan ujian hidup?”
Dan ternyata jawabanpun amat sangat beragam, mulai dari yang paling receh seperti jawaban gombal bin alay sampai yang paling filosofis. Diantara semua jawaban itu ada satu yang membuat kami semua tertawa ngakak ngga ada habisnya.
“Kalau ujian sekolah itu dari guru, kalau ujian kehidupan itu dari kamu” #eaaaaa…. jawaban receh yang sukses membuat kami semua tertawa bahagia. Dan sependek saya berinteraksi dengan para santri dari berbagai pesantren terbaik di Jabodebtabek maupun murid dari sekolah boarading terbaik ternyata tema-tema begini yang suksew menjadi pemecah kebekuan forum maupun kelas.
Disela-sela moment bahagia itu ada salah satu santri yang tiba-tiba angkat tangan mau mengajukan pertanyaan.
“Miss, izin bertanya dong, satu pertanyaan yang pasti sebenarnya juga ingin ditanyakan oleh santri se-Jagat ‘Arsy” porolognya sebelum mengatakan hal yang membuatnya penasaran.
Sontak mayoritas santri di kelas menengok ke arahnya, dengan memberikan respon yang bermacam-macam. Ada yang kaget, aneh, bahkan kasih kode seakan-akan melarang untuk menanyakan pertanyaan itu. Semacam kode khusus yang juga pasti ditemui ketika para santri dari pesantren terbaik maupun siswa dari sekolah baording terbaik sedang mencoba menutupi sesuatu. Hahaha…
Saya mencoba menebak arah pertanyaan sambil mengamati suasana seraya mengangguk pertanda mengizinkannya mengajukan pertanyaan.
“Kenapa selalu ada project liburan?” Tanyanya singkat.
“Iyya miss, liburan jadi berasa ujian” timpal yang lain.
Saya menghela nafas lega karena pertanyaan yang mereka ajukan masih masuk dalam ensikplodi solusi problematika Pesantren Terbaik yang diam-diam saya susun.
Sebagai informasi, setiap liburan di Pesantren Jagat ‘Arsy para santri memang mendapatkan project liburan dengan jenis project yang kadang berbeda dan juga kadang sama di setiap semester, pun jenis dan model pelaporan project disesuaikan sesuai dengan grade masing-masing yang kami sebut dengan project anak soleh.
Tujuan pemberian project selama liburan sebenarnya hanya ingin membantu para santri menikmati liburan dengan tetap produktif dan terkontrol, baik dalam segi pengamalan adab maupun amaliyah, sebagaimana yang mereka lakukan sehari-hari di pesantren terbaik ini.
Sebelum ada project ini, moment liburan seringkali meninggalkan PR buat kami pengelola pesantren. Mulai dari santri yang keasyikan dengan gadget, amaliyah tidak tertib seperti selama di pesantren, kemandirian yang tidak tampak, bahkan beberapa santri yang terkesan lebih manja dibanding sebelumnya.
Meskipun beberapa hal diatas juga mungkin kerap terjadi pada santri dari pesantren terbaik dan siswa sekolah boarding school terbaik lainnya ketika sedang menikmati liburan, tapi semua catatan tadi membuat kami tetap merasa harus melakukan sesuatu.
Tentu saja ada banyak faktor yang ikut berperan sehingga kondisi sebagaimana diatas muncul, tidak hanya dari proses keseharian selama di pesantren, kondisi dan kebiasaan di lingkungan rumah yang memang berbeda dengan lingkungan pesantren, plus motivasi dan persepsi santri tentang bagaimana cara menikmati liburan juga menjadi faktor lainnya.
Kami percaya bahwa sebenarnya Slsetiap pihak telah melalukan ikhtiar terbaiknya. Dan salah satu ikhtiar Pesantren Jagat ‘Arsy sebagai salah satu pesantren terbaik di Jabodetabek adalah dengan memberikan project selama liburan. Sehingga hal-hal yang tidak diinginkan oleh orang tua bisa diminimalisir, terlebih karena project ini bisa dicustom secara personal sesuai kebutuhan, orang tua sangat diperbolehkan request projectnya seperti apa. Sehingga liburan terkondisikan sesuai dengan harapan semua pihak.
Meskipun ketika di survey ke santri project anak soleh ini mendapatkan jawaban yang juga beragam. Ada yang setuju, ada yang biasa aja, ada yang agak berat. Bukan project-nya tidak bagus, tapi malas aja bikin laporannya.
Menghadapai respon yang beginian kami memutuskan tidak ambil pusing. Karena kami sangat memahami mereka. Jangankan hal-hal yang membutuhkan efort semacam ini, untuk sekedar memenuhi kebutuhan diri sendiri seperti rutin air putih saja tidak semua santri mau melakukannya.
Kasus-kasus rejection sejenis kami tanggapi dengan santai dan bahagia. Untuk anak-anak seusia mereka apapun bentuknya akan menjadi pembelajaran. Sejatinya ketika mereka menolak dan menyampaikan keberatan selain mereka sedang belajar mengemukakan pendapat, mereka juga sedang belajar menyampaikan pendapat pada waktu yang bersamaan.
Bahagianya diantara respon yang demikian beragam tidak menutup fakta bahwa banyak juga santri yang senang dengan project sejenis. Katanya project ini membuat mereka bangga menjadi santri sekaligus membuat mereka bangga sekaligus yakin bahwa pesantren Jagat ‘Arsy adalah pesantren terbaik karena program ini tidak ditemukan di pesantren terbaik maupun boarding school terbaik tempat teman-teman mereka menimba ilmu.
Bismillah, kita maksimalkan ikhtiar membersamai para santri bertumbuh menjadi santri yang soleh, solehah, sehat, sukses, kaya raya yang berperan dalam mewujudkan peradadan dunia.
Alloh berkahi kita semuanya, segalanya, selamanya.