Bukan ‘selamat tinggal’ namun ‘sampai bertemu lagi’.
Ahad, 01 Desember 2019, adalah hari ke 4 bagi para santri peserta dan pendamping Overseas 3 Negara. Hari ini merupakah hari terakhir mereka di Kuala Lumpur.
Jadwal berangkat ke Singapura adalah pukul 09:00 pagi waktu Malaysia. Dan tentu saja anak-anak sudah bersiap sejak lepas subuh dan sudah sarapan juga.
Briefing pagi mereka lakukan untuk memastikan tidak ada barang yang tertinggal sekaligus menjelaskan prosedur yang mesti dilakukan selama perjalanan. Briefing pagi juga merupakan saat bagi para santri dan pendamping mengucapkan terima kasih kepada kak Rafida, alumnus Pesantren Peradaban Dunia Jagat ‘Arsy yang saat ini kuliah di IIUM, yang telah mendampingi mereka selama di Malaysia.
Kak Rafida melepas adik-adik dan gurunya saat bus sudah datang. Ada yang membuat kak Rafida senyum-senyum sendiri dalam perjalanan pulang ke IIUM. “Aku benar-benar shocked miss, melihat kendaraan yang datang menjemput mereka adalah bus besar, padahal mereka cuma ber-11. Haha” dia bercerita.
Perjalanan ke Singapura memakan waktu sekitar 7 jam. Bukan waktu yang sebentar, jadi anak-anak dan pendamping bisa tidur selama perjalanan. Proses keluar masuk imigrasi memberikan pengalaman luar biasa bagi para santri dan pendamping. Pelajaran untuk bergegas dan tidak mudah mengeluh.
“Ada sedikit masalah, selama di bagian imigrasi namun alhamdulillaah hal itu dapat segera kami selesaikan. Hal ini menjadi pelajaran bagi kami semua” Coach Syarif menuturkan.
Kedengarannya agak ribet namun sebenarnya mudah dan cepat apabila semua dokumen lengkap dan kita menunjukkan attitude yang baik. Mereka harus melewati 2 Checkpoint yaitu Johor Bahru Checkpoint saat keluar dari Malaysia dan Woodland Checkpoint saat memasuki wilayah Singapura. Sebanyak dua kali mereka harus naik turun bus, dimana saat kedua mereka harus membawa semua barang mereka melalui petugas imigrasi dan kembali ke bus menuju hostel tempat mereka menginap.
Hostel? Bukan hotel ya? Berbeda halnya dengan saat di Malaysia, anak-anak menginap di hostel selama di Singapura, dan ini bukan tanpa tujuan dan pertimbangan yang matang. Kami ingin memberikan pengalaman akomodasi yang beragam bagi anak-anak. Saat mereka berbagi room dengan tamu lain ini akan memberikan pelajaran bagi anak-anak untuk menghormati orang lain serta lebih berhati-hati dalam menjaga barang sendiri. Shared bathroom mengajarkan mereka untuk selalu menjaga kebersihan karena kamar mandi bukan hanya dipakai oleh mereka sendiri namun juga orang lain. Hal ini melatih tanggung jawab anak-anak dalam menjaga kebersihan sarana bersama.
Waktu telah menunjukkan pukul 16:00 waktu Singapura saat mereka sampai di tempat menginap. Setelah proses check in selesai, mereka makan dan istirahat.
_indri