Apa itu Covidiot?

admin admin
3 Min Read

Sepekan belakangan ini, dunia jagat maya Twitter diramaikan dengan diksi baru yang mungkin asing bagi kebanyakan kita. Diksi apa itu? Ya, diksi yang dimaksud adalah “covidiot”. Lalu, apa makna diksi covidiot? Apa pula hubungannya dengan wabah pandemi yang kini sedang merebak, Covid-19?

Berdasarkan gambar yang beredar di Twitter, diksi ini memiliki dua makna. Pertama, a stupid person who stubbornly ignores ‘social distancing’ protocol, thus helping to further spread Covid-19. Kedua, a stupid person who hoards groceries, needlessly spreading Covid-19 fears and depriving others of vital supplies.

Yang jika diterjemahkan, lebih kurang bermakna (a) seorang yang bodoh yang keras kepala, tak mengindahkan aturan menjaga jarak atau social distancing, sehingga berkontribusi dalam penyebaran Covid-19. Selanjutnya, (b) orang bodoh yang menimbun belanjaan, menyebarkan ketakutan Covid-19 yang tidak perlu dan merampas persediaan vital orang lain.

Dan jika kita merujuk pada Google, ada satu situs yang cocok dengan makna covidiot ini, yaitu dari Urban Dictionary. Urban Dictionary mendefiniskan covidiot sebagai these people will, by and large, possess a herd mentality and inadvertently put the general population at risk by perpetuating mistruths, rumors, and conjecture atau orang-orang ini, pada umumnya, memiliki mentalitas kawanan dan secara tidak sengaja membahayakan populasi umum karena melanggengkan kesalahan, desas-desus, dan dugaan.

Dengan kata lain, seorang covidiot adalah mereka yang bebal, sukar mengerti, tidak cepat menanggapi, atau acuh tak acuh terhadap arahan pihak berwenang dalam menghadapi krisis Covid-19. Seorang covidiot tidak memedulikan kesejahteraan orang lain dan akhirnya membeli semua yang dia mau. Sebagai contoh, Urban Dictionary memberikan sebuah contoh kalimat yang cukup menohok.

Look at that crowd of covidiots in line at the grocery store. I’ll bet they want toilet paper even though less than 5% will actually develop diarrhea for corona. Morons! Yang jika diterjemahkan, artinya lebih kurang: “Lihatlah kerumunan covidiot yang mengantre di toko grosir. Saya berani bertaruh mereka menginginkan kertas toilet walaupun kurang dari 5 persen akan benar-benar mengalami diare untuk Corona. Orang bodoh!” demikian contoh kalimat yang diberikan Urban Dictionary.

Pertanyaannya, apakah kita termasuk covidiot? Jika kamu panic-buying, abai terhadap seruan pemerintah, menganggap enteng Covid-19, ikut serta menyebarkan berita bohong tentang Covid-19, dan social distancing kamu tak hiraukan, maka kamu cocok menyandang predikat sebagai covidiot. Tapi jika kamu melakukan yang sebaliknya, tenang, kamu adalah pahlawan yang turut serta membantu pemerintah dalam membatasi dan tersebarluasnya Covid-19. Tetap #DiRumahAja, ya. Optimis Indonesia bisa bebas Covid-19. Semangat!

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Apa itu Covidiot?

admin admin
3 Min Read

Sepekan belakangan ini, dunia jagat maya Twitter diramaikan dengan diksi baru yang mungkin asing bagi kebanyakan kita. Diksi apa itu? Ya, diksi yang dimaksud adalah “covidiot”. Lalu, apa makna diksi covidiot? Apa pula hubungannya dengan wabah pandemi yang kini sedang merebak, Covid-19?

Berdasarkan gambar yang beredar di Twitter, diksi ini memiliki dua makna. Pertama, a stupid person who stubbornly ignores ‘social distancing’ protocol, thus helping to further spread Covid-19. Kedua, a stupid person who hoards groceries, needlessly spreading Covid-19 fears and depriving others of vital supplies.

Yang jika diterjemahkan, lebih kurang bermakna (a) seorang yang bodoh yang keras kepala, tak mengindahkan aturan menjaga jarak atau social distancing, sehingga berkontribusi dalam penyebaran Covid-19. Selanjutnya, (b) orang bodoh yang menimbun belanjaan, menyebarkan ketakutan Covid-19 yang tidak perlu dan merampas persediaan vital orang lain.

Dan jika kita merujuk pada Google, ada satu situs yang cocok dengan makna covidiot ini, yaitu dari Urban Dictionary. Urban Dictionary mendefiniskan covidiot sebagai these people will, by and large, possess a herd mentality and inadvertently put the general population at risk by perpetuating mistruths, rumors, and conjecture atau orang-orang ini, pada umumnya, memiliki mentalitas kawanan dan secara tidak sengaja membahayakan populasi umum karena melanggengkan kesalahan, desas-desus, dan dugaan.

Dengan kata lain, seorang covidiot adalah mereka yang bebal, sukar mengerti, tidak cepat menanggapi, atau acuh tak acuh terhadap arahan pihak berwenang dalam menghadapi krisis Covid-19. Seorang covidiot tidak memedulikan kesejahteraan orang lain dan akhirnya membeli semua yang dia mau. Sebagai contoh, Urban Dictionary memberikan sebuah contoh kalimat yang cukup menohok.

Look at that crowd of covidiots in line at the grocery store. I’ll bet they want toilet paper even though less than 5% will actually develop diarrhea for corona. Morons! Yang jika diterjemahkan, artinya lebih kurang: “Lihatlah kerumunan covidiot yang mengantre di toko grosir. Saya berani bertaruh mereka menginginkan kertas toilet walaupun kurang dari 5 persen akan benar-benar mengalami diare untuk Corona. Orang bodoh!” demikian contoh kalimat yang diberikan Urban Dictionary.

Pertanyaannya, apakah kita termasuk covidiot? Jika kamu panic-buying, abai terhadap seruan pemerintah, menganggap enteng Covid-19, ikut serta menyebarkan berita bohong tentang Covid-19, dan social distancing kamu tak hiraukan, maka kamu cocok menyandang predikat sebagai covidiot. Tapi jika kamu melakukan yang sebaliknya, tenang, kamu adalah pahlawan yang turut serta membantu pemerintah dalam membatasi dan tersebarluasnya Covid-19. Tetap #DiRumahAja, ya. Optimis Indonesia bisa bebas Covid-19. Semangat!

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to content