“Maka Nikmat Tuhan Kamu Yang Manakah Yang Kamu Dustakan?”
Tiga puluh ayat dalam surat Ar Rahman memiliki kalimat ini, terus berulang, Allah memberi peringatan kepada umat-Nya. Melalui surat ini Allah seolah memberi sinyal kepada kita akan sifat kita yang pelupa, kufur nikmat, dan tidak mau berfikir. Beruntung kita lahir dan besar di Indonesia. Lebih tepatnya, sungguh beruntung kita menjadi orang Indonesia. Menjadi orang yang sifat dan wataknya benar-benar “Indonesia punya”. Memangnya kenapa? Baik, mari kita berkaca pada diri sendiri.
Jika anda pernah bersikap seperti demikian, maka benarlah bahwa anda orang Indonesia seutuhnya. Orang Indonesia, sudah kecelakaan pun, masih bisa mengambil hikmah dan bersyukur. Untung cuma mobilnya yang ringsek, orangnya selamat. Untungnya cuma lecet, tidak sampai patah tulang. Dan, untung-untung lainnya. Bangsa lain belum tentu paham kearifan ini.
Selain itu, seperti kita tahu bersama, orang Indonesia paling bisa menyiasati keadaan. Dari sanalah munculnya istilah “mangan ora mangan, kumpul”, ya, makan gak makan yang penting kumpul. Ini semakin menegaskan betapa orang Indonesia sangat pandai bersyukur dan punya rumus tentang kebahagiaan yang tidak terlalu rumit. Mereka simpel, kita simpel.
Bahkan saat arus balik lebaran, kendati jumlah orang yang balik ke ibu kota berlipat ganda dibanding orang yang mudik, mereka tak ambil pusing. Yang penting berangkat dulu, mau kerja apa urusan nanti. Orang Indonesia percaya rezeki sudah ada yang mengatur dan tak kan tertukar.
Tak ada yang lebih bahagia dan paling mudah cepat kembali bahagia dari orang Indonesia. Ya, kita sangat tahu betul bagaimana caranya bahagia. Kendati pun merasa sedih, tidak lantas membuatnya kehilangan makna. Kesedihan ditempatkan pada kedudukan yang terhormat agar kita tak terlalu berlarut-larut didalamnya. Itulah kenapa orang Indonesia punya banyak waktu membuat meme. Bahkan di tengah-tengah keadaan mencekam seperti tragedi bom Sarinah, mereka masih mampu melihat sisi lain dari tukang sate yang mendadak terkenal lewat meme #KamiTidakTakut karena pantang untuk mundur dalam berjualan sate.
Maka beruntunglah kita besar di negeri ini. Bagaimana? Orang Indonesia sangat pandai bersyukur kan? Siapa bilang kita suka ribut? (Candra Malik: 2016)
Sumber: Candra Malik: Republik Ken Arok (2016)
Penulis: Fahmi Hayatudin