Chapter 2 Ga Nyangka dan ga Nyadar “ANGKA”

admin admin
24 Min Read

Sesuai appointment dengan EB alias Earl salasatu staf FPCI untuk divisi
1000AC proj beberapa hari yang lalu, bahwa hari selasa pukul satu tanggal 6 juli 2019
kami akan bertemu di kantor FPCI di alamat yang di share melalui WA yaitu di
Mayapada tower 1, Jl. Jend. Sudirman No.Kav. 28, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12920.
Pagi itu cuaca cukup cerah saya berangkat dari Pesantren Perdaban dunai
Jagat Asry sekitar pukul 10.00 WIB. Saya tidak sendirian, saya ajak teman saya kang
Gilang Dida Abdillah, yang kebetulan sedang kosong tidak mendampingi ABAH
JAGAT, kang Gilang salsatu aisten Abah Jagat yang biasa mengurus dan
menjadwalkan segala hal yang berkaitan dengan Abah Jagat. Abah Jagat adalah
sebuah panggilan untuk K.H. Budi Rahman Hakim, M.SW. PHD, Alumni Kampus
Tilburg di Belanda, yang kemudian mendirikan Pesantren Peradaban Dunia Jagat
Arsy di BSD, Serpong, Banten NO. 21. saya ulangi dan saya tebelin nomor 21 karena
Abah Jagat lahir ditanggal 21 Oktober, dan hamir semua kendaraanya juga ber plat
nomor polisi dengan angka 21. Nama Pesantren Peradaban Dunia Jagat Arsy atau
singkatnya JAGAT ‘ARSY adalah sebuah nama yang diberikan oleh seorang guru
agung pangersa Muhammad Abdul Ghaos Saepullahul Maslul r.a. atau dikenal
dengan Abah Aos sebagai mursyid ke 38 dari silsilah mursyid Toriiqoh Qodiriyah
Naqsabndiyah atau TQN. Beliau murid dari Abah Anom ( silsilah ke 37), murid dari
abah Sepuh ( silsilah ke 36), murid dari syikh Tolhah Cirebon ( silsilah ke 35), Murid
dari syeikh Sambas ( silsilah ke 34) dan hingga wasil ke Tuann Syeikh abdul kadir
aljaelani ( silsilah ke 19).
Adapaun diantara pokok ajaran utama dari TQN ini yang diterapkan di Jagat Arsy
untuk diamalkan oleh santri sangtrinya adalah amaliyah dzikir LailahaillaAlloh yang
mana kalimat ini berjumlah 12 jika di tajfir menurut kajian ilmu falak. Heheh! Jangan
bingung nanti ada kajian husus prihal angka 12 tadi.
Kami berangkat ke kantor FPCi dengan menggunakan jalur KRL Rawa Buntu
Tanabang . Sesampai di stasiun tanah abang kami pun segera memesan gojek tidak
gocar, supaya lebih cepat dan hemat…hehehe. Tepat pukul setengah satu kami
selesai melaksanakan shalat dzuhur dimasjid sudirman dibelakang gedung mayapada
tower. Sambil menunggu 30 menit tersisa untuk kami bertemu dengan EB dan Tim
FPCI, kami pun bergegas kekantin bagian dibelakang bawah gedung dan santap
siang berdua.
Setelah merasa cukup, saya mengajak kang Gilang untuk hadir lebih awal
waktu sebelum dipanggil. Tanpa banyak tanya kami berdua jalan dari kantin menuju
bagian depan gedung lalu menghampiri resepsionis untuk menyerahkan identitas
agar mendapat kan akses naik ke lantai 19 gedung Mayapada tower. Setelah
mendapatkan kartu identitas tamu. Saking semangatnya….Tanpa ba bi bu lagi, saya
langsung naik lift menuju lantai 19 dan sesampainya dilantai 19 lalu keluar lift untuk
menuju kantor FPCI. Dan ternyataaaa…KAMI KELIRUUU…kikikik. Ternyata kami naik

Masuk Mayapada tower gedung 2 padahal seharusnya masuk ke Mayapada tower
gedung 1 bertemu EB di lantai 19.
Setelah sadar kalo kami salah gedung, kami pun segera turun lagi kembalikan
kartuidentias kepetugas reseption danmengambil ambil KTP kami kembali. Baru
beberapa langkah menuju gedung 1 Mayapada tower, HP saya berdering, ternyata
EB yang menelphon menggunakan WA Call. “PA ustaz nanti saya tunggu di lobi
sekarang ya” katanya. “ baik baik mas Eb” “ kami segera kesana” jawab saya sambil
melangkah masuk Lobi bersama kang Gilang. Dan …singkatnya kami sampailah di
sekretariat FPCI di gedung 1 MAYAPADA tower lantai 19.
Saat itu saya tidak sadar dan engga mengerti, kenapa kami harus kesasar dulu
masuk Gedung mayapada tower. Kenapa ke gedung 2 dulu baru gedung 1, artinya 21
kan jika di gabung! dan kenapa pula sekretariat FPCI ada dilantai 19, seperti angka
silsilah ke 19 yaitu Tuan Syeikh Abdul qadir Al Jailany, pun kenapapula Gedung itu
harus ada gedung 1 dan gedugng 2 yang jika diatukan menjadi 12 duabelas yaitu
angka kalimah Toyyibah “ LaailaahaillALLoh” menurut hitungan ilmu falaq jika di
tajfir. Apakah ini suatu petanda dari Tuhan? Wallahualam!

Bertemu EB, Esta dan PIA di sekretariat FPCI.
…plek lift pun berhenti di lantai 19 gedung Maya pada tower 1 sebagaimana
lampu kuning nyala pada angka 19 dan pintulift pun terbuka. Saya dan Gilang
melangkah menuju arah antor FPCI sesuai petunjuk yang nempel pada dinding
gedung. Baru satu langkah dari pintu lift tiba -tiba “ Hi..UStaz Oji yah…saya EB”
sambut EB sembari ulurkan tangan meminta bersalaman “ ini belum covid-19 yah”
hehee! Sambil sedikit kaget campur senang saya pun segera merespon mas EB
sambil menerima uluran tangan nya “ salamualaikum” saya merespon sambil
bersalaman dan saya langsung bertanya “ dengan mas EB ya? ” tanya saya. “Yes”! I
am EB” jawabnya dengan nada aksen ingris Amerika. Hhmmm… sambil sedikit
ngeliatin dalam hati saya bergumam “ ini pasti Indo nih, wajahnya 90 % luar negri,
meski tinggi badannya rata rata orang Indonesia tetapi bentuk wajah, hidung, mata
dan rambutnya sertakulitnya ini pasti keturunan bule.
“Oh iyah ini Gilang, teman saya dari jagat” sambung saya, sambil melirik kang
Gilang yang dari tadi hanya senyum senyum dan tidak banyak bicara. Setelah
memperkenalkan nama kamipun diajak EB masuk ke ruangan sekretariat FPCI dan
kamipun dipersilahkan duduk disalasatu sudut ruangan dengan ornament warna
campuran antara Abu muda, putih dan toska. Sambil duduk mata saya keluyuran
melirik kearea samping kanan kiri dan belakang ruangan dimana saya berada. Mata
saya pun satu persatu menyapu gambar gambar yang tertempel pada dingding
kantor mulai dari Bapak NElson MAndela, Jimmi Carter, MAhatma Ghandi, Coffee
Anan dan beberapa PEjabat Top di Indonesia termasuk foto Bapa Dinno Pati Djalal
yang mengingtakan saya pada masa preseidnt SBY dimana Pa Dino itu salasatu
pejabat teras beliau yang sering muncul di TV. Jadi saya cukup mengenal sosok
beliau. Saya pun ga berhenti mencuri curi pandang sisi dan sudut ruangan lain dan
sekali lagi pandangan saya berhenti pada tulisan “BENGKEL DIPLOMASI” yang ditulis
dengan huruf kapital semua dengan nuansa biru gradasi putih. “tulisan itu

maksdunya apa yah”, otak saya mulai mikir tetapi tidak berani bertanya, khawatir
tidak sopan.
Tiba tiba EB masuk bersama seorang wanita muda berwajah Indo-Chinese,
berkulit putih dan berambut hitam panjang dengang tinggi kirakira 180 cm ya
standar tinggi untuk wanita Indoensia. Sambil senyum manis , tampak gigi bersih
rapih berkawat, dia menyapa…Hello saya Esta sembari menyodorkan tangannya
untuk besalaman. Saya pun segera berdiri dan bersalaman sambil menjawab “ hi
saya Oji dan ini teman saya” sambil saya menoleh ke kang Gilang. Kang gilangpun
tersenyum dan bersalaman dengan Esta. Kamipun kembali duduk santai dikursi
masing masing, terasa suasana ruangan itu begitu bersahabat dan milenial, ruangan
nya transparan dan terbuka sekalipun ada sekat, sekatnya terbuat dari kaca hingga
mata masih bisa tembus melihat sesuatu yang ada dibalik skat itu. Belum lagi tata
ruangnya yang kekinian banget, tata letak rak buku, meja kursi termasuk foto foto
yang ditempel di idnding, membawa imajinasi saya kesebuah kantor yang biasa ada
pada film film holywood. Heheh! Jadi kemana mana yah! sambil berhadapan! Esta
membuka obrolan dengan asyik santai dan ramah demikian juga EB, yang baru
kembali dari ruangan sebelah sambil membawa 2 gelas teh manis hangat untuk kami
berdua. Silahkan ust OJi…ust Gilang …ini…tehnya sembari ia pun duduk didepan kita.
“Terimakasih ya ust..untuk kehadirannya hari ini sesuai appointment kita, saya
sangat senang sekali bisa bertemu langsung disini” sambutnya! Esta pun langsung
menimpali seperti tidak ingin kehilangan momen dengan saya…hehehe..sombong
dikit. “begini ustaaz” kata Esta, “sebelumnya saya sampaikan dulu kenapa kami
mengundang ustaaz utuk hadir disisni” kata Esta. Dengan Expresinya yang begitu
semangat dan hangat, kelihatan sekali dia ini cerdas dan cekatan selain itu
sepertinya dia sedang on target untuk tidak membuang-buang waktu, Esta pun
menyampaikan maksud dan tujuan FPCi mengundang saya hadir ke kantor FPCI siang
itu melalu EB. Dengan sorotan mata yang bershabat dan semangat Esta mulai
berbicara tentang FPCI yang didirikan oleh dr Djalal ( Bapak Dr Dino pati Djalal) pada
tahun 2014 yang bretujuan untuk mengenalkan Indonesia dengan berbagai
keragamannya pada dunia internasional sekaligus menjadi wadah untuk
memfasilitasi agar ide-ide, gagasan dan fikiran di akar rumput dapat terakomodir di
level nasional dan internasional. Masih menurut Esta, berkaitan dengan hal tadi,
kami FPCI, saat ini sedang akan memulai sebuah program yang disebut 1000
Abrahamic Circle Project atau 1000AC dimana program ini akan diikuti oleh 3
pemuka agama lokal dari 3 agama yaitu Islam, Yahudi dan Nasrani selama 3 minggu
di 3 negara. Di Indonesim, Amerika dan NZ atau mungkin negara lainnya. Deg..deg
..jedeer! Jantung saya langsung ngegas pas denger Amerika dan NZ. Dalam hati saya
“ wow ke amerika coy”…” bisa langsung tenar gwe niih” tuiiiinnnng langsung fikiran
,elayang menuju ….
Naaah…! kata Esta, memotong hayalan saya. Lanjutnya, karenanya kami
bermaksud untuk mewawancara ust semoga ust bersedia…tambahnya sambil
melirik ke EB. Sambil menatap EB, saya bertanya! “yang dimaksud 3 pemuka agama
itu bagaimana mas?” ooh…itu kalo istilah orang Kristen mungkin pendeta, pastur
atau biarawan, kalo untuk orang Yahudi itu rabi atau rabai sementara kalo dalam
Islam mungkin ustaz, kiyai atau imam, iyakan Esta? Kata EB sambil meirik ke Esta
seprti minta diamini. Yes, Exactly! Sambut Esta sambil tersenyum dan mengangguk.
Dan begini ustaz! Perlu kami sampaikan juga bahwa kegiatan 1000AC ini kami ingin

lakukan karena kami melihat kondisi umat beragama saat ini sangat
menghawatirkan. Banyak sekali terjadi konflik antar agama di berbagai negara
termasuk di kita ustadz, di Indonesia. Dan juga kami melihat dan merasakan jika
intoleransi antar umat pemeluk agama sudah sangat jelas muncul diberbagai pojok
negri, selain itu kebencian dan prasangka buruk terhadap agama agama lain itu
sepertinya tumbuh subur dimana-mana. Anti muslim itu terjadi di Amerika dan India
bahkan anti-semistic pun sangat banyak terjadi di Eropa termasuk juga di negara
kita kan? Belum lagi konflik antara minoritas dan mayoritas di negri +62 yang cukup
complicated, sambungnya …sambil tertawa Esta mengambil tumbler minumannya,
spertinya dia cukup haus setelah beberapa menit menjelaskan apa dan kenapa
program ini mereka jalankan.
Sambil mengangguk! Saya melihat ke kiri saya ke kang Gilang yang sedari tadi
seperti sangat terpukau dengan Esta…eh maaf ..maksudnya dengan penjelasan Esta.
“gimana kang? “ tanya saya sambil senyum melihat expresi kang Gilang. “ yaaa…”
begitu jawabnya. Saya juga ga ngerti dengan maksud dari “ yaaaaa”. heheee!
Gimana apakah ust Oji bersedia? Tanya EB. “hhhmmm..oke insyaAlloh “ jawab saya.
Lalu EB berdiri dan mengeluarkan Hp dari kantong saku baju bagian depan. Lalu EB
duduk kembali sembari melihat ke arah saya dan berkata “Ust maaf nanti
wawancaranya dengan ka Pia yah melalui telephone. Kebetulan beliau lagi diluar
kota” kata EB.
Tak lama kemudian HP pun berdering ternyata dengan Video Call via WA, EB segera
meresponnya dan meberikan HP ke saya. Wawancarapun berlangsung dalam bahasa
Ingris melalui video call. ka Pia menanyakan beberapa hal mulai dari identitas saya
dan keluarga, latar belakan pendidikan, pekerjaan saat ini dan beberapa pertanyaan
yang berkaitan dengan isu isu kekinian seperti bagaimana radikalisme dan
intoleranisme itu terjadi, bagaimana pandangan saya tentang berapa ormas
keagamaan seperti Nu, Muhammadiyah dan bahkan FPI, apa itu islam rahmatn
lilalamain, seperti apa sebenarnya agama itu diterapkan dalam kehidupan sehari
hari? Bagaimana toleransi antar uma itu dibangun? Dan apakah masih ada celah
untuk kita bisa berdamai dengan orang yang berbeda agama? Termasuk apakah saya
ada waktu selama 3 pekan dan apakah saya bisa menerima atau menghost tamu lura
negri? Dan lainnya.
Setelah merasa cukup ka Pia pun mengucapkan terimakasih dan saya
mengembalikan HP ke Eb. “ tahanks EB” sambil saya berikan hanphone ke EB saya
kembali duduk disamping kang Gilang sambile tersenyum. Pertemuan dan waancara
pun berlangsung normal, setelah merasa cukup saya dan kang Gilang pamit pulang
ke EB dan Esta untuk balik lagi kejagat Arsy di BSD.
Sambil duduk dikereta KRL Tanah Banag BSD fikiran saya balik lagi ekkantor FPCi
kembali mengingat ingat wajah Ka Pia yang saya lihat melalui video cal WA. Pun Pia,
wajahnya bukan wajah ala indonesia, tidak putih seperti Esta dan bule seperti Eb
tetapi ini manis atau Excotis lah kali yah kalo bahasa anak anak gaul mah, wajahnya
ko mirip mirip Aceh India dan pakistan, tetapi berambut ikal hitam dan bermata
tajam. Sementara pas ketawa …giginya rapih bersih nan putiih…dan bahasa Ingrisnya
NATIVE bangeeet…kayanya bukan orang indonesia…sampe tadi saya merasa pesimis
banget…dan yakin kalo saya tadi ngejawab pertanyaan nya mungkin banyak yang ga

nyambung bahasa Inggrisnya. Haduuuh,,,kesempatan emas ini lewat kayanya!
Jangan jangan LOLOS NIIIH! Ga lulus..hik hik! Ga jadi ke Amrik euy!!!

ONLY 21 DAYS LEFT

Waktu terus berlalu seiring jarum jam yang terus berputar tak terasa hampir 48 jam
sudah saya menunggu informasi lanjutan dari EB atau ESta Juga Pia prihal diterima
atau tidaknya saya sebagai peserta program 1000AC nya FPCI. Dalam nuansa H2C
harapa harap Cemas …perasaan semakin dag-dig-dug aja karena sudah hampir 4 hari
ini belum ada kabar lanjutan. Sementara kemarin diinformasikan jika sebelumnya
sudah ada kandidat lain tetapi kemudian batal. Dan sayapun tidak bertanya panjang
lebar kenapa kandidat sebelumnya bisa batal, sementara program ini harus
dilaksanakan pda tanggal 31 Juli 2019 yang artinya saya hanya punya waktu kurang
dari satu bulan.
Siang itu saya sedang berada di ruangan guru di lantai tiga sekolah pesantren
Peradaban Dunia Jagat Arsy, sedang asyik membaca dan memeriksa POSTER hasil
karya kelas XI tentang perjalanan sesorang tokoh yang mereka idolakan dengan topik
“from Zero to Hero” sebagai bagian dari tugas siswa kelas XI yang akan dijadikan
penilain pada Ujian ahir smester. Aktifitas sayapun hari itu berahir pada pukul 17.00
setelah briefing sore yang biasa kami lakukan sebelum jam perpulangan guru.
Sambil jalan menuju area parkiran kotor dibelakang gedung sekolah, saya melihat
inbox WA dan melihat beberapa pesan whatssup, saya pun menyempatkan
membalas satu pesan whatsapp dari istri saya yang menanyakan prihal hasil
wawancara kemarin dengan Eb dan teman teman sementara pesan whatsupp yang
tidak sempat saya balas karena memang sudah saatnya pulang dan sepertinya mata
ini juga sudah cukup lelah melihat layar handphone. Sambil bergegas, ketempat
dimana saya memarkirkan motor Mio Yamaha tahun 2017. kolot pisan euy
motrona!!!..ya motor ini adalah satu satunya properti saya yang saya miliki dan
selalu menemani saya bepergian. Starter pun segera saya nyalakan dan tiba tiba
terdengar suara notifikasi sms dari handphone. Sambil tangan saya memegang gas
motor supaya mesin tetap hidup, tangan kiri saya mengeluarkan HP yang sudah saya
masukan ke kantong celana dan ternyata itu email masuk pukul 17.37, terlihat logo
nya pada layar hp bagian atas kiri. Karena pensaran saya segera membuka pesan
email itu dan ternyata itu email dari sekretariat FPCI.

10 juli 2019 17.37
Selamat! Anda Telah Diseleksi Sebagai Anggota 1000 Abrahamic Circles Project
Atas nama Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Sekretariat 1000 Abrahamic
Circles Project, kami mengucapkan terima kasih atas antusiasme Anda atas kesediaannya
menjadi salah satu Anggota Circle bersejarah kami yang akan dimulai dalam beberapa minggu
mendatang.
Bersama ini kami mengirimkan Surat Penerimaan resmi Anda sebagai Anggota Circle dari 1000
Abrahamic Circles Project. Ini menandai sebuah tonggak sejarah dari banyak yang akan datang,
dalam upaya kami untuk membuka jalan untuk mencapai visi utama kami untuk menciptakan
Abad ke-21 abad pertama perdamaian di antara 3 Agama Ibrahim. Oleh karena itu, kami ingin
mengucapkan selamat!
Selama perjalanan perjalanan Abraham yang akan datang ini, kami berharap Anda dan sesama
anggota Circle Anda akan belajar dari pengalaman keseluruhan dan dari satu sama lain, untuk
mencapai titik pemahaman, empati, dan rasa saling menghormati satu sama lain.
Terlampir di email ini ada beberapa dokumen penting yang akan membantu proses pengajuan
Visa dan juga untuk keberangkatan Circle Anda. Berikut adalah daftar dokumen-dokumen
tersebut serta penjelasannya:
1. Letter of Acceptance
2. Panduan Aplikasi Visa A.S
3. Panduan Aplikasi Visa NZ
4. US Visa Sponsorship Letter
5. NZ Visa Sponsorship Letter
6. US Visa Reference Letter
7. NZ Visa Reference Letter
8. Formulir Keterbatasan Diet: Harap membalas email ini menyertakan formulir yang telah diisi
secara lengkap.
9. Participation Agreement Terms & Conditions + Release Statement
10. Hosting Community Form
11. Program Budget Guide
11. Link untuk Circle 1 Intended Itinerary
12. List of Circle Activities
13. Drafted Profile: Harap membalas email ini dengan catatan dan masukan jika ada informasi
yang ingin diganti atau ditambah.
14. Circle 1 Intended Itinerary: Harap lampirkan dokumen ini dengan Formulir Permohonan
Visa A.S. dan NZ serta dokumen pendukung lainnya.
Sekali lagi, terima kasih banyak atas waktu dan antusiasme Anda. Sampai ketemu besok untuk
kunjungan resmi Sekretariat ke Pesantren Jagat Arsy. Jika Anda memiliki pertanyaan apapun,
dapat didikusikan dengan Sekretariat saat kunjungan esok hari atau via email.
Salam dan damai,
1000 Abrahamic Circles Secretariat

masyaAlloh ! Alhamdulilaaaaahhhhh! Dengan reflek saya langsung matikan kunci
motor dan bersujud syukur dengan mencium konblock parkiran motor dibawah
pohon sukun. Terimakasih Tuhann TErimaksih Allah. Yes! Yes! yes! Sambil loncat
tangan dikepalkan kaya selebrasi pemain sepak bola dilapangan hijau setelah
membobol gawang musuh. Expresi wajah saya begitu mengharu biru biru, senyum
saya begitu merona mata saya berbinar binar petanda bahagia tiada tara
mendapatkan berita email yang super heboh. Saya segera setengah lari kembali
masuk area bagian dalam pesantren Jagat Arsy yang luasnya kurang lebih 3.5 hektar
menuju Kanzul atau guest house atau disebut juga wisam 111 yang biasa
diperuntukan untuk menjamu tamu tamu sekaligus untuk mereka berisitirahat
disana. Dengan wajah tersenyum dan berseri seri saya langsung menuju ruangan
pojok kiri Kanzul dimana kang Gilang biasa tinggal diruangan itu. Kebetulan sore itu
kang Gilang ada, sudah rapih dengan peci hitam berkoko cokelat berserat dengan
memakai sarung hitam bernuanasa batik untuk persiaan shalat magrib.
“ kang hamdulillah dapat info keren nih” kataku langsung. “ ini kang baca” lanjutku
tanpa memberi jeda kang gilang untuk merespons. Sembari aku tunjukan email tadi
di handphone. “ Hamdulillaaaaah” gues “berangkat sir” pasti berangkat lah” begitu
respons kang gilang hanya tiga kata itu. Dia tersenyum sambil memukul mukul
ringan pundak sebelah kanan saya, petanda bahagia dandukungsnnys untuk saya.
“ya sir doanya aja, nii tinggal kita lengkapi beberapa dokumen nya” sambung saya
sambil memasukan kembali HP ke saku celana. “ane kekosan dulu yas kang mau
magriban disana sekalian mandi juga, heee” kata ku. “ sukses sir!” jawab om Gilang
singkat.
Sesampainya dikosan segera aku mandi dan berganti baju kemudian melaksanaan
shalat magrib dan saking girangnya langsung kembali ambil HP untuk merespons
email dari sekret PFCI tadi .

Demikian jawaban eamail singkat saya kepada sekretariat FPCI. Dan mulailah
otak saya berjalan ;ebih dulu kedepan memperikirakan hal hal apa yang akan terjadi

Rab, 10 Jul 2019 19.32
kepada 1000
Dear FPCI Board
Terimakasih banyak saya sampaikan ke pada semua Main board of FPCI yang telah
memberikan kesempatan berharga ini kepada saya dan saya akan mempresiapkan segala
sesuatunya dengan baik, sehingga saya bisa turut berikan kontribusi terbaik untuk program
ini.
my best regards
Oji Fahruroji

di beberapa hari kedepan. Jika har ini tangal 10 Juli dan saya akan memulai
melaksanakan program ini pda tgl 31 Juli 2019 berati saya hanya punya waktu 21
hari sekali lagi hanya tersisa waktu 21 hari. Apakah ini mungkin? Sementara tadi ada
14 item pesyaratan yang harus saya lengkapi. Bagaimana dengan Visa amerika dan
Visa New Zealand? Sementara saya dapat informasi jika apply visa Amerika harus
melalui online yang mana saya belum ada penglaman tentang itu? Mungkin ga yah
waktu mempet ini? Dan bagaimana dengan ini nya itunya…sampai saya pun terlelap
ketiduran

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to content