“Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Kalau ada umur panjang boleh kita bertemu lagi”. Begitu agaknya peribahasa yang cocok untuk rombongan Home-stay and School Immersion Melbourne 2017. Bagaimana tidak, sepulangnya dari sana mereka merajuk, minta dipulangkan lagi. Bukan ke rumah orang tuanya, tapi ke negeri yang identik dengan binatang kangguru tersebut.
Bukan cuma oleh-oleh berupa pernak-pernik saja buah tangan yang mereka bawa pulang, tapi juga secuil kisah dari Aussie. Jum’at, 25 Agustus 2017, merupakan hari galau bagi peserta overseas. Galau antara kangen rumah di Indonesia dan masih kangen alias betah tinggal di homestay bersama keluarga tuan rumah peserta Home-stay and School Immersion mereka dan tentu saja kawan-kawan bule mereka. ” Mmm.. Mister, I want to stay longer here”, kata Azka, peserta homestay. Lain hal dengan Revo, ” Mr, is it okey for me to come back again on this September to Springside? Kan visa Aussie saya masih berlaku”, begitu ujarnya.
Hari itu mereka berbaur dan terbalut dalam suasana haru, sedih sekaligus senang. Campur aduk. Diantara mereka ada yang kekeuh minta diajarin tarian Saman ke Bella dan Alvina, Ada juga yang minta tandatangan ke Erdi, Aria dan yang lainnya. Sementara yang lainnya asyik berpelukan juga bertukar cerita Sambil menunggu barbeque.
Akhirnya kegalauan peserta homestay terhangatkan oleh nikmatnya hidangan barbeque halal dari sosis daging ayam dan roti plus orange juice kotak. Thanks to Mr Deny Razman untuk hidangan barbeque hari ini. “We won’t say good bye, but we just say see you next time” Kata Mr. Ozy, salah satu guru pendamping.
Lihat keseruannya di sini.