Pesantren Jagat ‘Arsy, Nusaloka, BSD, Kota Tangerang Selatan pada Sabtu (24/12/2016) menjadi tuan rumah Seminar Para Syuhada bertajuk Pecinta Kesucian Jiwa: Pengamanan Pengamalan Ajaran Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya. Pembicara dalam seminar tersebut adalah Guru Besar Psikologi UGM Prof. Subandi, Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Prof. Syukriadi Sambas, Guru Besar IAIN Syeh Nurjati Cirebon Prof. Maksum Mukhtar, dan Guru Besar Ilmu Budaya UGM Prof. Heddy Ahimsa Putra.
Dipilihnya Pesantren Jagat ‘Arsy sebagai tempat berlangsungnya seminar, diakui pendiri pesantren, Budi Rahman Hakim—lebih akrab disapa Abah Jagat—karena keputusan dari Guru Agung Abah Aos. Lebih lanjut, Abah Jagat menjelaskan tentang seminar ini. Mengapa seminar ini disebut Seminar Para Syuhada. Ternyata, kata “syuhada” yang identik dengan makna “meninggal di jalan Allah karena peperangan”, bukan, melainkan yang dimaksud “syuhada” di sini adalah, “Para ahli ilmu, dalam Al-Quran dijelaskan bahwa Allah, para malaikat, dan para ahli ilmu adalah saksi.” Kata Abah Jagat saat diwawancarai oleh Jagat ‘Arsy Press.
Seminar ini dihadiri oleh para wakil talqin, para pemangku manaqib, dan para pimpinan madrosah karena merekalah garda terdepan pengamal, pengaman, dan pelestari lafaz “Lailahaillah”.
Hal senada diungkapkan oleh Moch. Fajar Utama yang mengatakan bahwa acara seminar ini bertujuan untuk silaturahim, pertemuan antara wakil talqin dari seluruh Indonesia dan dari luar negeri. Lebih lanjut, lulusan Magister Universitas Ibn Khaldun Bogor itu mengaku datang dari Sukabumi, bersama rombongan dari Bandung dan Sumedang.
“Semoga sukses, dan ke depan thoriqoh bisa berkembang menjadi peradaban dunia.” Harap wakil talqin Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya asal Sukabumi itu saat berbincang dengan Jagat ‘Arsy Press.
Untuk diketahui, Pesantren Jagat ‘Arsy adalah satu-satunya pesantren yang ada di kawasan Nusaloka, BSD, Rawa Mekar Jaya, Kota Tangerang Selatan. Pesantren yang memiliki tagline sholeh, sehat, sukses, dan kaya raya ini, disamping sering dijadikan tempat pertemuan, pesantren ini juga sering didatangi oleh para kekasih Allah, salah satunya adalah Syeikh Dr. Mohammad Fadhil al-Jailani al-Hasani al-Husaini, cicit dari Tuan Syekh Abdul Qadir al-Jailani QS.