The Miracle on The Circle “Potret Perjalanan spiritual Imam bersama Pastur dan Rabi pada program 1000 Abrahamic Circle Project”

admin admin
7 Min Read

Chapter 1
MEngenal Eb dan FPCI melalui WA

Siang itu rabu 3 juli 2019, saya sedang berada dikebun ubi jalar atau boled
bin hui-areuy, literally versi bahasa sunda Sukabuminya, ipomoea batatas ceuk para
ilmuan, sweet potato menurut urang Amrik, dengan luas 400 meter persegi terletak
pas disamping rumah di kampung Bungbulang Caringin Sukabumi. Kebetulan
usianya sudah masuk 3 ke 4 bulan dan sebagian ubinya sudah berbuah cukup tua
dan sudah pas untuk bisa dipanen. Aduuhh….seneeeng banget ya… rasanya kalo bisa
panen hasil tanam sendiri.
Perlahan , satu persatu saya keruk tanah tepat dibawah tangkai ubi lalu
mencabut nya. Wuuiihhh…Ubinya cukup besar dan mulus tidak kena lanas. Hama
lanas ( cylas formicarius) hama utama yang sering muncul pada ubi jalar ketika
proses budidaya ataupun saat disipman. Sampe akhirnya siang itu hampir dapat 1
karung ukuran 40 kg. Sekitar jam 11.01 anak pertama saya Risyad Rumi Musyaffa
datang menghampiri sambil membawa HP dan bilang “ ayah ni ada miskol” sambil
memberikan HP. Dalam keadaan tangan kotor dan berkeringat Segera sayapun
mengambil HP tersebut dan tampak mucul dilayar HandPhone miskol WA. Tak
banyak fikir saya pun segera buka inbox wa nya dan ternyata ada chate WA dari
nomor yang tidak saya kenal dan berikut ini isi wa nya.
“Assalamualikum Ka Ozzy.
Nama saya EB dan saya dapat no.
Kak dari Kak Fikriyah”.
Sambil kerutkan dahi, dan sedikit kaget dengan nama yang muncul pada chat
WA karna saya tidak kenal EB, untungnya dia sebut nama kak Fikriyah, ia adalah
teman lama saya di salasatu kajian kami di LSIK gang Solo, Ciputat, ketika saya kuliah
di UIN. Namun saya masih ga ngerti bagaimana mereka bisa kenal dan bertemu dan

untuk kepentingan apa Kak Fikriyah memberikan nomor HP saya ke EB. Semua itu
hanya saya fikirkan tanpa saya tanyakan langsung. Karena ingatan saya kemudian
terbang ke satu moment dimana saya dan kak Fikriyah berkonflik hebat pada suatu
event di satu sekolah yang membuat kami putus silaturahmi dan puasa komunikasi
selama kuranglebih 2 tahun. …huhuu..lama juga kan TETAPI ajaibnya TERNYATA
dari momen inilah Allah kemudian membukakan jalan kepada saya untuk sampe
pada cerita the miracle on the cirlce melalui wasilah EB. “Ada bab lain yah dengan ka
Fikriyah nanti”
Sambil bertanya tanya dalam hati sayapun segera merespon pertanyaan WA
tadi. Sementara waktu Jam di HP menunjukan jam 11.03
“wassalam wrwb”
“ yes”
‘ini ozzy”
“ya EB”
“EB?”
“ EARL”
“ ada yang bisa saya bantu”
Jawab saya, perkalimat kalimat. Saat itu saya masih berdiri didepean rumah,
rumah mertua..heheh…tahun 2019 saya alhamdulillah belum dikaruniakan rezeki
berupa rumah tetapi bersyukur sudah dikaruniakan satu anak laki laki, Risyad Rumi
Musyaffa dan anak perempuan kembar, Luthfa Khadija Syafana dan Rifka Khalida
Syafana. Yang pertama dipanggil “Rumi” sementara yang kembar dipanggil “ufa- ifa”
yaaa agak mirip Upin Ipin lah…hehehe! Sampai hari itu saya dan keluarga masih ikut
numpang dirumah mertua. Eehh lupa! Serta seorang wanita hebat dan cantik Siti
Robiatul Adwiyah sebagai bidadari saya di rumah, di dunia dan akhirat, Amiiin!
Selang 3 menit EB pun kemudian membalas lagi;
“ Eb nama panggilan (emoji ketawa)”
“Iya, saya bekerja dengan Organisasi namanya FPCI”
“Foreign Policy Community Indonesia”
Tampak dilayar handphone EB alias Earl sedang mengetik lagi, yang isi WA
nya menyampaikan bahwa Dia dan FPCI Foreign Policy Community Indonesia sedang
mempromosikan sebuah program interfaith antara agama abrahamic yaitu Islam,
Yahudi dan Kristen. Selain itu EB menambahkan bahawa FPCI Foreign Policy
Community Indonesia sedang mencari kandidat Imam ( pemimpin atau pemuka
agama dari kalangan grassroot) untuk dilibatkan pada program ini. Sambil garuk
garuk kepala belum ngerti …kayanya keren nih!…dalam hatiku bicara.
Mendengar kata Abrahamic , saya pun sempat termenung antara inget dan
lupa, mengingat-ingat kata Abrahamic yang sebenarnya dulu menjadi makanan wajib
kelas 5 Aliyah TMI atau setara dengan kelas 2 SMA Negri. Kata abrahamic sering
muncul dan terdengar saat kami belajar pelajaran USHULUDDIN bersama ust Rofei
sewaktu saya mesantren di pondok pesantren Modern Almizan, Lebak, Rangkas
Bitung Banten tahun 2010…hehe…berati old banget yah!… Pesantrean ini berafiliasi

dengan Pondok Modern Gontor di Jawatimur. Salasatu character yang dimiliki oleh
pesantren medern ala gontor ini sebuah moto keren yaitu “berdiri diatas dan untuk
semua golongan”. moto inilah yang dapat menjadi dasar para alumni nya termasuk
saya memiliki landasan kerangka berfikir menjadi bagain dari global citizenship untuk
ikut mewarnai dunia dengan nilai nilai islam yang iniversal. Meskipun saat itu cara
berfikir saya masih jumud alias kaku, kolot bin ortodok, sempit jauh dari wawasan
luar, cukup taassub dengan satu mazhab tertentu aja APALAGi pada agama lain.
Sudah otomatis jika saya dengar muncul kata YAHUDI, KRISTEN atau orang YAHUDI
dan Orang Kristen, sudah otomatis ga pake lama otak saya akan bilang itu
”MUSUH”islam. Hmmm! Nanti ada bab tentang saya dan perspektif saya pada
agama lain yah! heheh
Kembali ke program interfaith tadi yang menjadi salasatu program FPCI
bahwasanya mereka sedang mencari kandidat imam dari komunitas muslim untuk
diseleksi menjadi peserta program tersebut. Karena itulah kemudian EB beserta
timnya mencari -cari kandidat hingga ketemu saya di WA. Untuk mengikuti seleksi
tersebut ternyata mereka berikan beberapa persyaratan dan diantara persyaratan
yang harus bisa terpenuhi ada pada 5 pertanyaan penting sebagai berikut: –
Apakah Anda punya Passpor? – Apakah anda Punya visa Amerika, – Apakah anda
punya Komunitas/ lembaga sekolah atau Pesantren? – Apakah Komuntias / Sekolah/
Atau Pesantren Anda terafiliasi dengan organisasi NU? Apakah Anda punya waktu
luang selama 3 minggu berturut turut dan bisa menjadi host tamu luarnegri?
Uniquely Semua syarat pada pertanyaan diatas saya jawab yes, ada, dan bisa
kecuali persyaratan nomor 2 yaitu AMERICAN VISA , karen memang saya tidak punya
visa Amerika. Tetapi kalo yang lainnya seperti paspor saya punya, lembaga atau
pesantren, saya juga mengajar disana, jadi anggap saja sementara punya
saya…wkwkwk…. dan waktu 3 minggu, aaahhh itu bisa dikompromikan lah…maklum
manusia +62, hehehe. Ahirnya obrolan kami-pun berakhir dengan sebuah
appointment untuk bertemu di hari selasa jam satu siang di gedung MAYAPADA
tower 1 kuningan Jakarta Pusat.

Lanjut yah gais ke NEXt Chapter

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to content