Bahan bekas? Gak salah? Yaps, bagi sebagian kita mendengar kata “bahan bekas” mungkin terbersit sampah, atau sesuatu yang kotor, atau sesuatu yang sudah tidak ada manfaatnya lagi. Namun tidak demikian jika bahan bekas tersebut berada di tangan orang-orang kreatif. Betul sekali! Bahan bekas di tangan orang yang punya kreativitas, dari yang tadinya tidak bernilai menjadi memiliki nilai guna, memiliki nilai estetis, yang secara langsung atau tidak, berkontribusi terhadap pengurangan jumlah sampah, dan secara otomatis membantu pelestarian lingkungan. Sebagai informasi, Pesantren Peradaban Dunia Jagat ‘Arsy menjadi tuan rumah Kemah Sekolah Hijau untuk kali pertamanya di Tangerang Selatan, yang diadakan selama dua hari satu malam, dari tanggal 28 – 29 April 2018. Salah satu rangkaian acara yang cukup menyita perhatian adalah peragaan adibusana berbahan baku bekas. Artinya, semua komponen dalam peragaan ini wajib menggunakan busana yang bahan bakunya bekas, seperti plastik bekas, kardus bekas, dan kertas bekas. Namun, walau bahan baku busana yang dikenakan adalah bekas, ketika dipakai oleh sang peragawan dan peragawati, kesan bekas itu seolah sirna dan berubah menjadi unik, indah, cantik, dan kita akan dibuat terpesona olehnya.