Pertanyaan menggelitik sering kali terlontar dari mereka yang mempertanyakan relevansi kajian kitab kuning di era zaman now seperti sekarang ini, masihkah ada relevansinya? Masihkah perlu? Sementara perubahan zaman menuntut sesuatu yang revolusioner. Namun ternyata, setelah dilakukan perenungan mendalam, zaman yang terlalu modern seperti saat ini berpotensi merusak moral dan hilangnya nilai-nilai dasar kemanusiaan, semisal hoax menjadi lebih mudah memanipulasi perilaku sosial, dan seolah menjadi “hakim” bagi setiap masalah. Akibatnya masyarakat dibuat gaduh dan saling serang satu sama lain sehingga hate speach bertebaran di hampir seluruh media sosial.
Lalu cara apa untuk mengedukasi generasi muda dari pengaruh anak kandung “perubahan” itu? Di sinilah pentingnya kembali ke cara tradisional seperti kajian kitab kuning sangat diperlukan. Mengapa demikian? Para ulama terdahulu sangat arif menyikapi persoalan, dan para santri yang merupakan produk dari “penjara suci” sering hadir sebagai penyejuk hati dan jiwa, mereka mendendangkan shalawat nabi, memperdengarkan lantunan ayat suci Alquran dengan suara merdu, dan mampu melunakkan setiap hati yang mencerapnya. Subhanallah.